Jasa Kalibrasi Ulang Theodolite, Total Station, Waterpass di Kota Solo

https://3.bp.blogspot.com/-FowU3hJjnBw/W6BlP4A8cJI/AAAAAAAACoU/op-HSdRlW0U9xG04nbAE3c2xRRfhOOlAwCEwYBhgL/s72-c/rental.jpg click to zoom
Ditambahkan 7:47 PM
Kategori kalibrasi
Harga Jasa Kalibrasi Ulang Theodolite, Total Station, Waterpass di Kota Solo Kami menerima kalibrasi Total Station di beberapa kota di sel...
Share
Hubungi Kami
BELI

Review Jasa Kalibrasi Ulang Theodolite, Total Station, Waterpass di Kota Solo

Jasa Kalibrasi Ulang Theodolite, Total Station, Waterpass di Kota Solo

Kami menerima kalibrasi Total Station di beberapa kota di seluruh Indonesia, dikerjakan oleh team kami yang profesional dibidang alat survey, dan  bersertifikat.

Segera hubungi kami di kontak yang tertera di bagian atas, atau jika anda kesulitan dan butuh bantuan silakan kontak:

Call Center Kami : 0852-1182-8148

Silakan langsung datang ke kantor kami yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. terimakasih

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Untuk kalibrasi alat ukur digunakan alat standar kalibrasi yaitu kolimator.

Manfaat kalibrasi adalah sebagai berikut :

1.      untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.

2.      Dengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Prinsip dasar kalibrasi:

1.      Obyek Ukur (Unit Under Test)

2.      Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))

3.      Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))

Hasil Kalibrasi antara lain :

1.      Nilai Obyek Ukur

2.      Nilai Koreksi/Penyimpangan

Interval kalibrasi:

1.      Kalibrasi harus dilakukan secara periodik

2.      Selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan     pemeliharaan.

3.      Bisa dinyatakan dalam beberapa cara :

·         Dengan waktu kalender (6 bulan sekali)

·         Dengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)

·         Kombinasi cara pertama dan kedua, tergantung  mana yg lebih dulu tercapai

Metode pengecekan hasil kalibrasi :

Secara umum kalibrasi alat ukur dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, metode pengecekan hasil kalibrasinya di jelaskan sebagai berikut :

Pengecekan Nivo

Pada saat pengukuran sumbu I harus benar-benar vertikal,komponen yang digunakan untuk mengatur sumbu I agar vertikal adalah nivo kotak,nivo tabung dan ketiga sekerup penyetel ABC. Adapun cara mengaturnya dijelaskan sebagai berikut

1.      Letakkan instrument diatas kolimator perhatikan gelembung nivo kotak.

2.      Misalkan mula-mula kedudukan nivo kotak pada posisi 1,kemudian bawalah gelembung pada posisi 2 dengan memutar sekerup penyetel A dan B bersama-sama kearah luar atau dalam.

3.      Kemudian bawalah gelembung pada posisi 3

Juka pada posisi 3 air tidak pada posisi tengah maka lakukanlah kalibrasi.

Pengecekan bacaan sudut

Horizontal

1.      Setelah alat ukur disetel diatas kolimator dan sumbu I telah dibuat vertikal, bidikan teropong pada posisi biasa kearah titik objek A, tekan tombol “0” set pada alat untuk membuat bacaan sudut H : 00° 00’ 00”.

2.      Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada titik objek A seharusnya bacaan sudut H :  180° 00’ 00”, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut lakukan kalibrasi.

Vertikal

1.      Bidikan teropong pada posisi biasa kearah titik objek A, catat bacaan sudut veritkalnya misal sudut  V : 89° 59’ 30”

2.      Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali padatitik objek A, catat bacaan sudutnya misal sudut V H :  270° 00’ 50”, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar biasa bila dijumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20”, lakukan lah kalibrasi.

Pengecekan Sentering optik

Yang dimaksud dengan sentering  adalah bahwa sumbu vertikal theodolit segaris dengan garis gaya berat yang melalui tempat beridiri alat (paku atau titik silang diatas patok). Kalibrasi titik sentring optis dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1.      Letakkan instrument diatas tripod,hubungkan dengan cara memutar baut instrument dilubang dratnya pada plat dasar instrument.

2.      Perhatikan apakah tanda silang pada alat sentering optik tepat berada diatas titik,bila belum geser-geser instrument sedemikian hingga tanda silang sentering optik  tepat diatas tanda titik. kemudian putar instrument  180° bila terjadi penyimpangan pada sentering optik maka lakukanlah kalibrasi.

Pengecekan Jarak

Metode yang paling banyak digunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda fase, baik dengan gelomabg mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat di ujung garis yang akan diukur jaraknya kemudian diujung lain garis tersebut dipasang prisma reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali kepemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar sehingga dihasilkan jarak lintasan.

Ketelitian Total Station ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan pengukuran yang senading dengan jarak yang diukur ketelitian umumnya dinyatakan dengan ±(2 mm + 1 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat Total station harus dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat. Untuk mengecek ketelitian jarak kami menggunakan baseline yang sudah ditentukan jaraknya. Caranya dalah dengan melakukan pengukuran jarak beberapa kala kemudian dirata-ratakan jaraknya apabila terjadi penyimpangan pada jarak tertentu dilakukan koreksi dengan cara memasukan konstanta instrument konstan maka alat akan tekoreksi otomatis.

Tidak ada pengukuran yang meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk megetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umunya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :

1.      Kesalahan-kesalahan umum : kebnayakan diebabkan oleh kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalah pembacaan alat ukur, peyetelan yang tidak tepat, dan kesalahan penaksiran.

2.      Kesalahan-kesalahan sistematis : disebabkan oleh kekurangan- kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan pada alat atau adanya bagian-bagian yang aus dan penagruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai.

3.      Kesalahan-kesalahan acak : kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui oleh peruabahan-perubahan parameter

Reference :GHN



Komentar